Nurhayati (42) salah seorang pedagang kolang kaling di Pasar Terminal Terpadu Subulussalam sedang melayani pembeli. Kolang kaling sangat digemari warga untuk menu buka puasa sehingga permintaan meningkat tajam. Foto direkam, Senin (8/8). (SERAMBI/KHALIDIN)
SUDAH menjadi kebiasaan setiap bulan puasa masyarakat sangat kreatif menciptakan aneka makanan dan minuman untuk penganan saat berbuka. Salah satu buah yang menjadi ciri khas menu berbuka puasa di Kota Subulussalam adalah kolang kaling. Penganan yang diolah dari buah aren ini menjadi hidangan favorit masyarakat untuk berbuka puasa.
Nurhayati (42) salah seorang pedagang kolang kaling di pasar Terminal Terpadu Subulussalam yang diwawancarai Serambi, Senin (8/8) mengatakan, walaupun buah ini ada dijual pada hari-hari biasa, namun diakui permintaan meningkat tajam saat bulan Ramadhan. Buktinya, pada awal puasa, dalam sehari saja, Nur mengaku bisa menjual 10 kaleng (tiap kaleng berisi 20 liter) kolang kaling. “Sangat laris, sekarang rata-rata sehari laku 1-2 kaleng,” katanya.
Harga kolang kaling beragam, tergantung kualitasnya. Untuk yang kualitas baik yakni kolang kaling yang telah dipres harganya mencapai Rp 14.000 perkilo atau Rp 4.000 per muk. Sedangkan untuk kualitas menengah dihargai Rp 2.500 per muk dan yang paling murah dijual Rp 5.000/3 muk.
Nur mengaku mendapatkan buah aren dengan membeli dari pemasok di Sibande, Pakpak Bharat, Sumatera Utara atau Kabanjahe. “Ini kami beli dari Sibande, Pakpak Bharat, kadang juga dari Kabanjahe,” ujar Nur seraya menambahkan sangat suka dengan buah dari pohon aren tersebut.
Lebih lanjut Nur menjelaskan, biasanya bahan makanan yang cukup populer ini digunakan untuk membuat makanan yang cukup digemari masyarakat untuk berbuka puasa seperti minuman segar, cendol, manisan atau kolak dan bubur. Bisa pula, kolang kaling diolah menjadi minuman dengan dicampur cincau atau lainnya.
Rasanya yang kenyal dan legit membuat kolang-kaling menjadi suatu pelengkap untuk menu buka puasa. Hanya saja buah satu ini susah sekali dapatnya bila tidak di bulan puasa Ramadhan.
Nurhayati (42) salah seorang pedagang kolang kaling di pasar Terminal Terpadu Subulussalam yang diwawancarai Serambi, Senin (8/8) mengatakan, walaupun buah ini ada dijual pada hari-hari biasa, namun diakui permintaan meningkat tajam saat bulan Ramadhan. Buktinya, pada awal puasa, dalam sehari saja, Nur mengaku bisa menjual 10 kaleng (tiap kaleng berisi 20 liter) kolang kaling. “Sangat laris, sekarang rata-rata sehari laku 1-2 kaleng,” katanya.
Harga kolang kaling beragam, tergantung kualitasnya. Untuk yang kualitas baik yakni kolang kaling yang telah dipres harganya mencapai Rp 14.000 perkilo atau Rp 4.000 per muk. Sedangkan untuk kualitas menengah dihargai Rp 2.500 per muk dan yang paling murah dijual Rp 5.000/3 muk.
Nur mengaku mendapatkan buah aren dengan membeli dari pemasok di Sibande, Pakpak Bharat, Sumatera Utara atau Kabanjahe. “Ini kami beli dari Sibande, Pakpak Bharat, kadang juga dari Kabanjahe,” ujar Nur seraya menambahkan sangat suka dengan buah dari pohon aren tersebut.
Lebih lanjut Nur menjelaskan, biasanya bahan makanan yang cukup populer ini digunakan untuk membuat makanan yang cukup digemari masyarakat untuk berbuka puasa seperti minuman segar, cendol, manisan atau kolak dan bubur. Bisa pula, kolang kaling diolah menjadi minuman dengan dicampur cincau atau lainnya.
Rasanya yang kenyal dan legit membuat kolang-kaling menjadi suatu pelengkap untuk menu buka puasa. Hanya saja buah satu ini susah sekali dapatnya bila tidak di bulan puasa Ramadhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar