Tarian Aceh Pukau Peminat Musik Sufi
Ribuan penonton menyaksikan pertunjukan itu dengan bersemangat seraya meberikan tepuk tangan dan berteriak histeris, dan penonton sama sekali tidak beranjak sebelum pentas usai.
Farid Wajdi, Rektor IAIN Ar-Raniry yang turut hadir menyaksikan pertunjukan itu merasa bangga dengan penampilan yang disajikan oleh anak-anak Sanggar Seni Seulaweuet. “Pertunjukan selalu dibanjiri tepuk tangan dan para penonton yang minta foto bersama anak-anak Sanggar Seni Seulaweuet,” katanya.
Sementara itu, Presiden CIOFF Indonesia, Said Rachmat, selaku koordinator acara, mengharapkan agar IAIN Ar-Raniry bisa belajar sekaligus mendapatkan banyak pengalaman dari acara ini. “Ke depan kita juga mengharapkan agar IAIN bisa melanjutkan kerjasama dengan pihak manapun dan juga bisa membuka jalur-jalur kerjasama yang baru,” ujarnya.
Dikatakannya, pihak Kementrian Agama, pada 18-21 Juli 2011 akan mengadakan Festival Musik Sufi pertama di Indonesia. Dia mengharapkan agar grup Sanggar Senin Seulaweuet dari IAIN Ar-Raniry bisa ambil bagian dalam pagelaran tersebut.
Elmira, perwakilan dari kontingen Iran yang juga ikut menyaksikan pertunjukan Aceh pada malam itu, mengaku sangat tertarik dengan penampilan rapai geleng, yang menurut mereka sangat bernuansa islami. Mereka mengakui bahwa di Iran ada juga rapai, tapi dalam penggunaannya belum mencerminkan karakteristik sufi.
Sementara itu, Imam Juwaini, pembina Sanggar Seni Seulaweuet sekaligus koreografer, menjelaskan bahwa di ajang internasional ini pihaknya menampilkan Seudati, Saman Gayo, dan Rapai. “Dalam Festival Musik Sufi ini, Aceh ditunjuk mewakili Indonesia. Negara lain yang ambil bagian adalah Marocco, Mayotte, Pakistan, Iran Dan Turkey,” katanya.
Keikutsertaan Aceh dalam festilval tersebut direkomendasikan oleh Conseil International des Organisation de Festival de Folklore et d’Art Traditionnels (CIOFF), organisasi yang berada di bawah Unesco, badan PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar