Makam Raja dari Kerajaan Islam Peureulak
Kerajaan Islam Peureulak merupakan kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara. Kerajaan ini di dirikan pada tahun 840 M dengan raja pertama Sultan Alaidin Sayed Maulana Abdul Aziz (840 - 864 M) sisa-sisa peninggalannya yang masmih dapat ditemukan sekarang adalah Makam Sultan Sayed Maulana Abdul Aziz Syah dan istrinya serta makam Said Machdum Alaidin Malek Abdullah. Bekas kerajaan Islam Peureulak ini terletak 6 Km dari Kota Peureulak dan dapat dicapai dengan minibus, mobil dan sebagainya.
Ringkasan sebelumnya:
Sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, orang-orang Parsi telah mengenal nama negeri Peureulak dengan sebutan Taji Alam. Kemudian sekitar tahun 670 M seorang bangsawan Parsi yang selama pengembaraannya telah kawin dengan seorang puteri Siam datang ke Taji Alam dengan maksud berdagang. Bangsawan inilah yang menurunkan raja-raja Kerajaan Peureulak.
DISEBUTKAN bahwa pada tahun 173 H. (800 M) sebuah kapal yang membawa 100 orang angkatan dakwah yang terdiri dari orang-orang Arab Kuraisy, Palestina, Persi dan India di bawah pimpinan Nakhoda Khalifah berlabuh di bandar Peureulak. Kendati mereka datang sebagai pedagang, namun mereka masing-masing mempunyai keahlian khusus, terutama dalam bidang pertanian, kesehatan, pemerintahan, strategi dan taktik peperangan dan masih banyak lagi. Keahlian yang dimiliki itu kemudian secara berangsur-angsur mulai diterapkan kepada penduduk asli daerah Peureulak.
Rupa-rupanya kegiatan mereka di daerah yang baru ditempati itu mendapat simpati rakyat, sehingga dalam waktu yang relatif singkat para angkatan dakwah dengan tidak banyak menghadapi rintangan berhasil mengajak penduduk asli untuk menganut agama Islam. Kemudian mereka juga mengawini putri-putri dari Peureulak; bahkan salah seorang pemuda Arab Kuraisy dari rombongan nakhoda Khalifah itu, yang bernama: Saiyid Ali berhasil kawin dengan putri istana Peureulak, yaitu dengan adik kandung Meurah Syahir Nuwi. Dari perkawinan ini lahir Saiyid Abdul Aziz yang kemudian dikawinkan pula dengan anak sulung Meurah Syahir Nuwi yang bernama Putri Makhdum Khudaiwi. Perkawinan ini merupakan landasan bagi terwujudnya kerajaan Islam Peureulak.
Sebagaimana disebutkan oleh Idharul Haq, bahwa pada hari Selasa, tanggal 1 Muharram 225 H (840 M) Saiyid Abdul Aziz resmi dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Islam Peureulak pertama dengan gelar Sultan Alaiddin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah. Beriringan dengan pengangkatan Sultan pertama itu, ibu kota kerajaan Bandar Peureulak dipindahkan agak ke pedalaman dan namanya diganti dengan Bandar Khalifah sebagai kenang-kenangan kepada Nakhoda Khalifah yang telah berjasa membawa angkatan dakwah ke Peureulak (letaknya kira-kira 6 Km dari kota Peureulak sekarang dan kota tersebut sampai kini masih ada). Sultan Abdul Aziz memerintah sampai tahun 249 H (864 M).
Setelah pemerintahannya, menurut Idharul Haq, ada 17 orang lagi sultan yang memerintah di Peureulak. Dengan demikian selama berdirinya kerajaan Islam Peureulak terdapat 18 orang sultan dan salah satunya Sultan Alaiddin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah (225-249 H = 840-864 M). Tidak hanya itu, Marco Polo saat pelayarannya permulaan tahun 1292 M menyebutkan, bahwa ketika ia tiba di bagian Utara Pulau Sumatera, ia telah singgah di Ferlec dan menjumpai penduduk asli di kerajaan kecil itu telah memeluk agama Islam. Di sana telah diperlakukan hukum Islam bagi warganya. Para ahli sependapat, bahwa yang dimaksud dengan Ferlec itu tidak lain adalah Peureulak yang sekarang termasuk wilayah Kabupaten Aceh Timur. Kini, sisa-sisa peninggalan Kerajaan Peureulak nyaris terlupakan. Dibutuhkan kerja keras semua pihak untuk kembali membangkitkan ingatan masyarakat bahwa di Peureulak pernah berdiri sebuah kerajaan Islam yang disegani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar