BANDA ACEH - Masyarakat Kota Banda Aceh diminta mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue karena jumlah penderitanya mencapai sekitar 400 orang sepanjang 2010.
"Kasus DBD memang ditemukan sejak Januari 2010, dan kami terus berupaya melakukan pencegahan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat," kata kepala dinas kesehatan kota Banda Aceh, Media Yulizar di Banda Aceh, pagi ini.
Ia menjelaskan, upaya pencegahan penyakit "musiman" itu tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga seluruh komponen masyarakat.
Media menyebutkan sejumlah kecamatan di kota Banda Aceh masih tercatat sebagai daerah endemis DBD, dan umumnya adalah permukiman padat penduduk seperti kecamatan Baiturrahman dan Kuta Alam.
"Di kawasan padat penduduk kami menemukan banyak kasus DBD. Daerah padat penduduk dapat dipastikan sirkulasi udaranya kurang baik dan lebih banyak tempat endapan yang nyaman bagi berkembangbiaknya nyamuk penyebar virus DBD," katanya.
Sementara di perkampungan bekas daerah tsunami, Media menyebutkan, tidak banyak ditemukan warga yang terserang penyakit DBD.
"Daerah bekas tsunami justru tidak ada kasus, kecuali ada penderita yang sudah terkena DBD di tempat lain, kemudian pulang ke desanya di daerah bekas tsunami," katanya.
Media menyebutkan Pemko Banda Aceh telah melakukan berbagai upaya seperti penyuluhan tentang bahaya nyamuk aedes aegypti penyebar DBD, pengasapan (foggyng) dan pembagian bubuk abate (abatesasi) kepada masyarakat.
"Itu secara kontinyu kami lakukan dengan melibatkan masyarakat di pedesaan, namun dalam beberapa bulan terakhir mengalami kendala karena keterbatasan anggaran, terutama terkait dengan pengasapan," kata dia.
Akan tetapi, jelas dia, kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masing-masing merupakan cara paling efektif untuk mencegah penyebaran DBD. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar