Senin, 11 April 2011

13 Ruko Dilalap Api, Seorang Terpanggang


Sebanyak 13 unit rumah toko (Ruko) Pulau Tiga  di Simpang Tiga Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang terbakar, Minggu (10/4) pukul 03.45 WIB. dalam musibah tersebut satu warga tewas terpanggang. SERAMBI/ M NASIR 
KUALA SIMPANG – Sebanyak 13 rumah toko (ruko) di Pajak Pulau Tiga Simpang Tiga, Desa Kaloi, Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang, Minggu (10/4) pukul 03.45 WIB, musnah dilalap api. Dalam musibah itu, Toha bin Zainuddin (26) yang menderita asma tewas terpanggang, karena tak sempat menyelamatkan diri.

Kobaran api baru dapat dikuasai oleh petugas pemadam kebakaran (damkar) Aceh Tamiang pada pukul 06.00 WIB. Dugaan sementara, api berasal dari toko kelontong “ND” milik Khalidin. Sedangkan total kerugian ditaksir Rp 2 miliar lebih.

Seorang warga yang rukonya terbakar, Ucak, kepada Serambi, Minggu (10/4) mengatakan, kebakaran itu terjadi saat warga sedang tidur lelap. Begitu mendengar teriakan dan merasakan hawa panas, sebagian warga langsung terbangun dan buru-buru ke luar ruko untuk menyelamatkan diri. Nyaris tak ada yang sempat menyelamatkan harta bendanya.  “Counter hp yang ada di depan ruko saya juga habis terbakar,” ujar Ucak.

Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Drs Armia Fahmi yang langsung datang di lokasi mengatakan, jumlah ruko kayu yang terbakar 13 unit. Api diduga berasal dari Toko ND milik Khalidin yang ludes terbakar.

Toko kelontong itu bersebelahan dengan Kantor BRI Tamiang Hulu. Namun, kantor bank pelat merah itu hanya pintu belakang dan dapurnya saja yang hangus terbakar. Sejauh ini, sumber api yang menghanguskan deretan ruko tersebut belum diketahui. 

“Sebelum terjadi kebakaran pada pukul 00.00 WIB di daerah ini terjadi pemadaman listrik. Tapi tak lama kemudian menyala lagi,” tambah Kabag Humas Polres Aceh Tamiang, Ipda Sumasdiono SH.

Untuk penyelidikan sumber api, kata Kapolres,  pihaknya sudah menghubungi Laboratorium Forensik (Labfor) Polri di Medan, di samping mengamankan lokasi kejadian dengan mamasang police line.  Adapun korban yang rumahnya terbakar dalam peristiwa itu untuk sementara diarahkan ke masjid yang ada di depan ruko sebagai posko penampungan.

Informasi lain yang diperoleh Serambi, mudahnya ke-13 ruko tersebut dilahap api karena terbuat dari kayu yang sudah sangat garing. Bangunan itu juga sudah sangat tua, dibangun tahun 1935 sehingga sangat mudah terbakar. Terbukti, hanya dalam tempo setengah jam, api sudah memusnahkan seluruh ruko.

Toha, korban yang tewas pada malam itu tidur bersama adiknya di lantai dua ruko, tapi berlainan kamar tidur. Ketika api membakar ruko mereka, adiknya sempat membangunkan korban, tapi ia tak sempat menyusul sang adik yang berlari kencang ke luar ruko.

Hingga api ludes membakar ruko mereka, Toha tidak kunjung muncul ke luar ruko untuk bergabung dengan warga lainnya. Kekhawatiran warga akhirnya terbukti, lelaki yang menderita asma itu terperangkap asap dan kobaran api. Tubuhnya ditemukan dalam kondisi telungkup di lantai bawah ruko dalam keadaan tak lagi bernyawa.

Ketiga belas ruko tersebut ditempati 14 keluarga, yakni Madin (60),  Kasimin (45), Asiong (45), Ucak (37), Misnan ( 65), Syahrial (40),  Heri (40), Ibrahim (65), Nasib (50), Yudi (35), Chalidin (33), Udin Dede (70), Daryansyah (45), dan Hasan Basri (35).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar