Senin, 18 April 2011

Sejarah yang Hilang

Quantcast
Sejarah sering sekali terlupakan. Baik disengaja maupun tanpa disengaja. Parahnya, terkadang, sejarah juga dimanfaatkan untuk meraih keuntungan dengan berbagai dalih proposal pembangunan. kondisi real ini, terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia.
Untuk Aceh, tidak bisa dipungkiri bila Peureulak merupakan salah satu saksi hidup. Bagaimana perjuangan, kehidupan, dan agama berkembang menjadi sebuah identitas tersendiri. Namun, sayang semuanya terlupakan.
Kepedulian atas penghormatan pun nyaris tak terpikirkan dan terlihat. Adakalanya, penghormatan hanya sebuah keterpaksaan yang dibuat untuk menyenangkan “pemimpin-pemimpin” yang ada.
Lihatlah kondisi yang terjadi di Peureulak.
Salah satunya adalah Bangunan Monumen Sejarah Islam (Monisa) di Desa Paya Meuligoe, Kecamatan Peureulak Kota, Aceh Timur. Saat ini, kondisi situs bersejarah itu terbengkalai dan sangat memprihatinkan. Bahkan, keberadaan bangunan itu nyaris hilang akibat tidak ada perhatian dari pihak terkait.
Selain keberadaan Monisa, jalan menuju lokasi tersebut serta sejumlah desa sekitar juga mengkhawatirkan. Padahal, bagi generasi penerus Aceh, keberadaan bangunan ini sangat penting untuk mengingat sejarah masuknya Islam pertama ke Aceh.
Sebelumnya, pada November 2007 lalu, Wakil Bupati Aceh Timur, Nasruddin Abubakar pernah melakukan kunjungan kerja meninjau letak keberadaan Monisa serta sejumlah makam pendiri kerajaan islam pertama di Asia Tenggara. Toh, belum ada perubahan yang signifikan walu diakui telah mengalami perbaikan.
Makam bersejarah yakni Makam Sultan Alaidin Said Abdul Azizsyah. Sultan Alaidin bersama istri Putri Meurah Mahdum Hudawi merupakan pendiri kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara pada 1 Muharram 225 sampai 249 H atau 840 hingga 864 Masehi.
situs-situs bersejarah tak terawat dengan baik….. akankah semuanya terlupakan atau memang sengaja kita lupakan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar